SEJARAH SPIRITUALITAS MATTEO RICCI Dari tahun 1572 sampai 1577 belajar di Roma di college Romano, terutama ilmu pasti dan filsafat. Tahun 1577 diberi tugas untuk misi di Timur, lalu dia mempersiapkan diri di Portugal sampai akhirnya berangkat dan sampai di Goa (India) tgl 13 September 1578. Di kota Goa dia belajar teologi, ditahbiskan menjadi imam (1580), kemudian ditugaskan untuk menemani Pastor Ruggeri di Macao dalam rangka usaha masuk ke negeri Cina yang selama itu tidak menerima orang asing. Matteo Ricci tiba di Macao tgl. 7 Agustus 1582.Akhirnya, pada bulan September 1583 Matteo Ricci bersama Pastor Ruggeri dan menempatkan diri di Zaoquing (Propinsi Guangdong). Diterima dengan baik oleh Gubernur dan ilmuwan setempat. Mereka diizinkan membangun rumah dan sebuah kapel kecil untuk berdoa. Pada tahun 1589 Gubernur Guangdong mengusir para misionaris dari Zaoquing maka mereka pindah ke Shaozhou. Matteo merasa bahwa perlu dia tinggal di Beijing, di kota Kaisar, maka dia mencoba pergi ke Beijing pada tahun 1594, tetapi terpaksa ganti rencana di tengah jalan. Pada tahun 1598 berhasil sampai di Beijing bersama dengan temannya Wang Chung Ming (Menteri Ritus Kekaiseran), tetapi beberapa bulan kemudian harus meninggalkan Beijing karena ada perang dengan Korea dan orang asing tidak disukai di Beijing. Beberapa tahun dia tinggal jauh dari Beijing, tetapi akhirnya tgl. 24 Januari 1601, dia diterima sebagai Duta Besar Eropa oleh Kaisar sendiri, dan dia tinggal di kota itu sampai akhir hidupnya. Begitu dihormati oleh ilmuwan dan dihargai oleh Kaisar, sehingga waktu dia meninggal ( 11 Mei 1610) dia, satu-satunya orang asing, dikubur di Beijin dengan segala penghormatan oleh Kaisar sendiri. KARYA MATTEO RICCI Usaha utama Matteo Ricci adalah menghargai kesenian, budaya, ilmu. Dia mempelajari tulisan-tulisaan dari Ilmuwan kuno dan mendekati serta bersahabat dengan ilmuwan dan bangsawan pada waktu itu. Sesudah mereka terima dia, Matteo Ricci membawa kepada mereka pengetahuan dalam ilmu matematika, astronomi dan teknis, yang dia kuasai, dan yang belum dimiliki oleh orang Cina. Misalnya dia membuat peta dunia, dengan menggambarkan benua dan negara barat, sehingga mereka mengetahui letaknya negara yang mereka anggap barbar; begitu juga membuat arloji besar, yang teknisnya belum diketahui oleh orang Cina pada waktu itu. Dengan demikian ilmuwan mulai menghargai dan menghormati dia, menerimanya seperti ilmuwan di tengah mereka. Raja juga menghargai dia dan menjadi sahabatnya karena dia merasa bahwa benar Matteo Ricci menghargai ilmu dan budaya Cina, dan mau mengembangkannya. Karya yang sangat berguna adalah tulisannya dan terjemahannya dalam bahasa Cina. Dia membuat karangan kecil tentang “Persahabatan”, yang sangat laku dan sangat dihargai oleh ilmuwan dan bangsawan. Dengan demikian ia menjadi seperti jembatan antara timur dan barat: dia memperkenalkan budaya dan ilmu barat dan memperkenalkan juga ilmu dan budaya Cina di Eropah. Dia menjadi orang yang mempertemukan timur dan barat, yang mempertemukan budaya dan ilmu yang sebelumnya tinggal jauh. Matteo Ricci juga, bukan menghargai saja budaya Cina, tetapi dia sungguh berusaha menjadi seperti orang Cina dalam memilih cara berpakaian, cara berpikir, cara bersopan santun SEJARAH SEKOLAH RICCI Nama RICCI diambil dari nama Mateo Ricci (1552 - 1610), yaitu Pastor asing pertama yang berhasil dalam misi inkulturasi di Tiongkok. Sekolah RICCI , yang didirikan oleh Pastor Mathias Leitenbouer, SJ, pada awalnya bergabung dengan Perkumpulan Strada. Gedung pertama sekolah RICCI diberkati oleh Mgr. Alibrandi, SJ (Pronunsio Apostolik) pada tahun 1959. Gedung terus mengalami penyempurnaan, kemudian pada tahun 1968 oleh Pastor Augustinus Phan Liang Chin, Pr (Pimpinan Sekolah Strada RICCI) dibangunlah gedung TK RICCI. Pada tanggal 14 Juli 1972, dibawah kepemimpinan Pastor Guido Paolucci SX, sekolah RICCI memisahkan diri dari Strada dan mendirikan Yayasan RICCI. Pemerintah Daerah DKI melalui Proyek Husni Thamrin, turut menyumbang sebuah gedung berlantai 3 beserta perlengkapannya pada tahun 1977, yang kini dipakai oleh SMP Ricci I. Pembangunan gedung selanjutnya adalah gedung olahraga yang selesai dibangun pada tahun 1979, ketika yayasan dibawah pimpinan Pastor Vincenzo Baravalle, SX. Sekolah RICCI yang pada awalnya dimulai dengan TK-SD, kini telah berkembang pesat menjadi Ricci I dan II dengan jenjang pendidikan KB-TK-SD-SMP-SMA. Selanjutnya Sekolah Ricci di Jakarta Barat ini disebut Ricci I. Pembangunan gedung Ricci II diawali dengan pembelian tanah seluas 2,2 Ha tahun 1986, yang terletak di Jl. Utama II Nomor 1 dan 2 Pondok Karya, Pondok Aren, Bintaro oleh Pastor Vincenzo Bravalle, SX. Satu tahun kemudian tepatnya tanggal 24 November 1987 berhasil didirikan gedung TK RICCI II. Gedung tersebut diberkati oleh Bapak Uskup Mgr. Leo Soekoto, SJ. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Bintaro mulailah dibangun gedung SD, SMP, dan SMA Ricci II secara bertahap. Gedung SD Ricci II berhasil diselesaikan pada tanggal 14 November 1989. SMP RICCI II mulai menerima siswa baru tahun 1990, dengan menumpang di gedung SD Ricci II sementara gedung SMA RICCI II selesai dibangun pada tahun 1993. Gedung tersebut diberkati oleh Bapak Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekato, SJ dan diresmikan oleh Ibu Try Sutrisno pada tanggal 15 November 1993. Baru pada tahun 1997 gedung SMP Ricci II selesai dibangun dan diresmikan oleh Dr. Atie Wardiman. Pada masa kepemimpinan Bp. R. Herman Notosuprapto sebagai Ketua Yayasan ( 1987 - 1997), Ricci berhasil membangun gedung baru untuk SD Ricci I di Jln. Kemenangan III/33. Dan pada periode berikutnya, yaitu dalam masa kepemimpinan Dr. Hubertus Kasan Hidayat Sp.Kj (1997 - 2007) dibangunlah gedung SMA Ricci I. |