Paradigma Baru Ricci dan Kurikulum 2013
Kebijakan dari Sekolah berstandar Nasional adalah mengacu pada Regulasi Kurikulum Nasional sebagai arah dan fokus karya pengelolaan. Saat ini publik mengarahkan perhatian pada isue strategik pendidikan mengenai Kurikulum 2013. Pro dan kontra mewarnai setiap isue pendidikan. Warna sari yang ada hendaknya membuat kita para pengelola dan komunitas pendidikan wajib secara dewasa, matang dan profesional mengelola pendidikan.
Tujuan Pendidikan Nasional
Apapun kebijakan dan regulasi pendidikan nasional, maka esensi dari pendidikan adalah kembali memaknai filosofi dari pendidikan itu sendiri. Kembali pada filosofi pendidikan Indonesia, maka pemaknaan terhadap tujuan pendidikan seperti tertulis dalam UURI Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PPRI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Pendidikan:
a. Pasal 26 ayat 1 bahwa Pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar bagi kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Pasal 26 ayat 2 bahwa Pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Dari pernyataan tersebut dapat kita tarik benang merah bahwa:
a. Tujuan dari pendidikan dasar dan pendidikan menengah umum adalah sama.
b. Kekhususan dari tujuan kedua jenjang pendidikan itu terletak pada:
· Tujuan pendidikan dasar adalah sebagai peletak dasar
· Tujuan pendidikan menangah umum adalah meningkatkan apa yang telah dicapai pada pendidikan dasar.
Kurikulum 2013 dan Sikap Pengelola Pendidikan.
Sikap matang, bijaksana dan profesional dalam pengelolaan pendidikan ketika menghadapi tatanan perubahan ataupun pengembangan kurikulum pendidikan nasional adalah dengan tetap memiliki prinsip kepada filosofi pendidikan itu sendiri. Filosofi pendidikan tidak pernah berubah sesuai bagaimana refleksi terhadap esensi pendidikan. Namun kurikulum memang harus mengalami tatanan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka sangat dimungkinkan sikap dinamis, fleksibilitas dan inovasi terhadap konten dari kurikulum.
Intisari dari Kurikulum 2013 adalah menyikapi bagaimana pendidikan pada abad XXI. Perkembangan pendidikan sangat dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi informasi komunikasi. Hal ini menyebabkan karakteristik pendidikan akan sangat lekat dengan dunia kehidupan yang identik dengan penggunaan teknologi informasi komuniksi dan permasalahan lingkungan hidup dan implikasinya. Hal tersebut menyebabkan perhatian terhadap dunia pendidikan akan terarah pada:
· tatanan kualitas sumber daya manusia yang mengacu pada ekonomi berbasis pengetahuan
· Tatanan pendidikan kreatif yang meliputi industri kreatif, industri budaya, pendidikan entrepreneurship, technopreneurship dan rumah produksi.
· Imbas dari teknosains terhadap budaya yang mencakup karakter, kepribadian, etika dan etiket.
Kurikulum 2013 meletakkan dasar perubahan atas 4 elemen dari Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Penilaian. Semua fokus dari perubahan akan meletakkan guru kembali pada posisi kunci terjadinya pembelajaran secara autentik dan profil keberhasilan peserta didik yang dimulai dengan “BAGAIMANA PESERTA DIDIK BELAJAR MENCARI TAHU DAN BUKAN DIBERI TAHU”. Maka Konsep pendidikan dalam warna kurikulum 2013 sangat akan kental dengan irama pendidikan yang kita kenal dengan :
a. 4 pilar dari UNESCO : “Learning To know, Learning To do, Learning to be dan learning to live together”.
b. Esensi dari pembelajaran Life Skills atau kecakapan hidup yang disebut sebagai “pendidikan dengan Olah Pikir, Olah Raga, Olah Rasa, Olah Karsa”
c. Pendidikan inspirasi dari Ki Hajar Dewantara yang menekankan pada integrasi pendidikan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan guna memberikan dasar jasmani, peradaban, kesopanan (etika dan moral), estetika dan karakter sehingga terbentuk hasil didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara intelektuil maupun budi pekerti.
d. Konteks pendidikan pada tingkat satuan pendidikan adalah pada tahapan fakta dan konsep, pada tingkatan SMP adalah pada fakta, konsep dan prosedural dan pada tingkatan SMA adalah pada fakta, konsep, prosedural dan metakognisi. Pendidikan afektif diarahkan melalui contoh dan keteladan dan bukan dengan kata-kata. Sementara pembelajaran psikomotor bukanlah pada keterampilan yang sifatnya mekanistis.
e. Penekanan pembelajaran pada kegiatan partisipasi konstruktif peserta didik.
Paradigma Baru Pendidikan Ricci
Paradigma Baru Pendidikan Ricci digulirkan sejak tahun 1998 dengan fokus pengembangan potensi anak seoptimal mungkin melalui pencanangan Pendidikan Holistik yang meliputi pengembangan kecerdasan Fisik, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual (PIES). Nilai-nilai dasar dari pendidikan Ricci merupakan fondasi yang sangat mendasar yang juga tergambarkan dalam kurikulum 2013, mencakup:
1. Fokus utama yang mengedepankan keberhasilan PIES (yang juga merupakan kessiapan awal peserta didik)
2. Menekankan pada sasaran kemampuan membaca, menulis, berhitung (sejak usia dini hingga pendidikan menengah umum)
3. Pedagogik metodik disesuaikan dengan tahapan dan fungsi perkembangan peserta didik.
4. Penekanan pengembangan siswa dilaksanakan dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan
5. Dalam pendidikan holistik:
· sekolah Ricci menjadi tempat peserta didik dan guru bekerja sama mencapai tujuan yang saling menguntungkan sehingga komunikasi secara terbuka dan jujur menjadi sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama lebih utama daripada kompetisi.
· Peran dan otoritas guru untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru lebih banyak berperan sebagai mentor dan fasilitator.
· Strategi pembelajaran diarahkan kepada bagaimana peserta didik belajar sehingga pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan belajar transformative, prosedur pembelajaran yang fleksibel, pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, pembelajaran bermakna dan melibatkan komunitas di mana individu itu berada.
· Belajar adalah fokus bagaimana anak siap secara mental (kesiapan belajar), daya nalar (kecakapan kognitif), perasaan/motivasi (kecakapan afektif) dan aktivitas (kecakapan motorik).
Maka menyongsong kurikulum 2013 adalah merupakan bagian dari menghangatkan kembali karya Paradigma Baru Pendidikan Ricci melalui tangan-tangan profesional Tenaga Pendidik Ricci.
Salam,
Bagian Operasional Pendidikan
Ratnawati Susanto
Referensi:
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Balitbang, Depdiknas, 2003.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Setjen, Depdiknas, 2005, Balitbang.
Pengembangan Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, 2013
Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI, BSNP
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Nasional
Forum Mangunwijaya, Kurikulum Yang Mencerdaskan, Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif Jakarta: Kompas, 2008.
Hidayat, Hubertus Kasan, Pendidikan yang Ideal mengoptimalkan Otak dalam pendidikan Formal, Jakarta:YayasanRicci,2000.
Hidayat, Hubertus Kasan, Gambaran Umum Visi Pendidikan Sekolah Ricci, Jakarta: Yayasan Ricci, 2006.